Kamis, 08 Oktober 2015

teori kation golongan II

Kation golongan 2


II.                DASAR TEORI
Dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimasi komponenkomponen suatu senyawa. Langkah identifikasi dikenal sebagai analisis kualitatif, sedangkan langkah estimasinya adalah langkah kuantitatif. Analisis kualitatif dapat dikatakan lebih sederhana, sedangkan analisis kuantitatif agak lebih rumit. Analisis kualitatif bertujuan mengidentifikasi penyusun-penyusun suatu zat, campuran-campuran zat, atau larutan-larutan yang biasanya rseni-unsur penyusunnya bergabung antara yang satu dengan yang lain. Sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk menentukan banyaknya penyusun-penyusun suatu zat atau persenyawaan. Biasanya identifikasi zat dilakukan dengan penambahan zat lain yang susunannya telah diketahui, sehingga terjadi perubahan (reaksi kimia). Zat yang susunannya telah diketahui dan yang menyebabkan terjadinya reaksi disebut pereaksi (reagen).Dalam analisis kualitatif sistematis, kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan, berdasarkan sifat-sifat kation itu terdapat beberapa reagensia. Reagensia yang umum dipakai diantaranya : asam klorida, Hidrogen rsenic, Amonium rsenic, dan Amonium karbonat. Klasifikasi kation berdasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia, reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak boleh dikatakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, rsenic, dan karbonat dari kation tersebut.

Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Cara kering biasanya digunakan pada zat padat, sedangkan cara basah digunakan pada zat cair (larutan) yang kebanyakan menggunakan pelarut air. Cara kering hanya menyediakan informasi yang diperlukan dan informasi tersebut bersifat jangka pendek. Sedangkan cara basah dapat digunakan untuk analisis makro, sem imakro, dan mikro sehingga banyak keuntungan yang didapat, misalnya reaksi terjadi dengan cepat dan mudah dikerjakan. Perubahan yang terjadi pada cara basah adalah terjadinya endapan, perubahan warna larutan, dan timbulnya gas.
Penambahan suatu elektrolit yang mengandung ion sejenis ke dalam larutan jenuh suatu garam akan menurunkan kelarutan garam tersebut karena konsentrasi ion bertambah dan kesetimbangan bergeser rsenic pembentukan garamnya. Untuk mempermudah dalam reaksi identifikasi kation-anion, maka digunakan metode analisis kualitatif sistematik.metode ini merupakan pengklasifikasian kation-kation ke dalam 5 golongan. Penggolongan kation-kation ini didasarkan pada produk hasil reaksi dengan suatu reagensia. Reagen yang umum digunakan adalah HCl, H2S, (NH4)2S, (NH4)2CO3. Kation biasanya bereaksi dengan reagen tertentu yang ditandai dengan terbentuknya endapan atau tdak. Jadi, bisa dikatakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, rsenic dan karbonat dari kation tersebut.
Kation Golongan II
Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan arsenic arsenic dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium(II), tembaga, arsenic(III), arsenic(V), stibium(III), stibium(V), timah(II), timah(III), dan timah(IV).
Reagensia golongan : rsenic rsenic ( gas atau larutan jenuh )
Reaksi golongan       : endapan dengan berbagai warna : merkurium(II), rsenic, HgS(hitam), timbel(II) Sulfida, PbS(hitam), Tembaga(II), CuS(hitam), Kadmium rsenic, CdS(kuning), rsenic(III) rsenic, Bi2S3(coklat), Arsenik(III)rsenic, As2S3(kuning), rsenic(V) rsenic(kuning), stibium(III).

Kation golongan II dibagi menjadi dua bagian sub golongan, yaitu sub golongan tembaga dan sub golonngan arsenic. Dasar pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfide dalam ammonium polysulfide. Sementara sulfide dari sub golongan tembaga tak larut dalam reagensia ini, sulfide dari sub golongan arsenic melarut dengan membentuk garam tio.
Sub golongan tembaga terdiri dari merkurium(II), timbel (II), bismuth(III), tembaga(II) dan cadmium(II). Meskipun bagian terbesar ion timbel(II) diendapkan dengan asam klorida encer bersama ion-ion lain dalam kation golongan I, pengendapan ini agak kurang sempurna disebabkan oleh kelarutan timbel(II)klorida yang relative tinggi. Kloroda, nitrat dan sulfat dari kation kation sub golongan tembaga, sangat mudah larut dalam air. Sulfide, hidroksi dan karbonatnya tak larut. Beberapa kation dari sub golongan tembaga ( merkurium (II), tembaga(II) dan cadmium(II) cenderung membentuk kompleks (ammonia, ion sianida dst).
Sub golongan arsenic terdiri dari ion arsenic (III), arsenic (V), stimbium (III), stimbium (V), timah (II) dan timah (IV). Ion-ion ini mempunyai sifat amfoter, oksidanya membentuk garam baik dengan asam manapun dengan basa. Jadi arsenic (III) oksida dapat larut dalam asam klorida (6M) dan terbentuk kation arsenic (III) :
 As2O3 + 6HCl → 2As3+ + 6Cl− + 3H2O
Disamping itu rsenic(III) oksida larut pula dalam natrium hidroksida(2M) yang membentuk ion arsenic :
As2O3 + 6OH−  →  2AsO33− + 3H2O

DAFTAR PUSTAKA

Luhbandjono, G, dkk. Semarang. Kimia Dasar II : Jurusan FMIPA UNNES. Halaman 21
Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. bagian I. PT. Kalman Media Pausaka. Jakarta
Tim dosen praktikum kimia analisa. 2010. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Analisa. Teknik Kimia. FT UNNES Semarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar